Sabtu, 28 Oktober 2023

DENGAN 8 LANGKAH BANGUN KELUARGA HARMONIS



Setiap orang tentu ingin mempunyai keluarga yang harmonis. Keluarga yang saling membersamai, selalu ada dalam suka dan duka adalah potret keluarga bahagia yang diimpikan banyak orang. Untuk membangun keluarga yang harmonis bukanlah perkara mudah, karena membutuhkan usaha tidak hanya satu orang melainkan seluruh anggota keluarga.

Ditengah pandemi Covid-19 ini, peran keluarga sangat penting apalagi pemerintah menganjurkan untuk tetap di rumah saja. Bisa dipastikan kegiatan kita selama di rumah saja akan terasa sangat menyenangkan. Apalagi di hari ini yang bertepatan dengan hari keluarga nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni ini dimaksudkan untuk mengingatkan kepada masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara.

Ada langkah dan cara membangun keluarga harmonis yang bisa dilakukan. Berikut ulasannya secara lebih lanjut.

1. Saling Bersikap Jujur dan Terbuka

Jujur merupakan kunci keharmonisan keluarga. Sebuah kejujuran sangat bermakna, sehingga sekali saja seseorang melanggarnya maka bisa menjadi potensi kehancuran keluarga. Ironis memang, tapi sepenting itulah arti kejujuran. Jujur harus dilakukan oleh siapapun, termasuk orang tua dan anak. Sesulit apapapun situasinya, dengan kejujuran dan saling keterbukaan, beban yang dialami bisa dipikul bersama-sama. Dengan bersikap jujur dan saling terbuka, masalah yang ada bisa diselesaikan bersama tanpa harus sembunyi-sembunyi.

2. Saling Menjalin Komunikasi yang Baik

Selain kejujuran dan keterbukaan, poin penting lain dalam cara membangun keluarga harmonis adalah jalinan komunikasi yang baik. Komunikasi berperan penting dalam hal menyampaikan perasaan dan mengekspresikan apa yang dirasakan. Komunikasi juga mencegah timbulnya kesalahpahaman yang dapat terjadi pada anggota keluarga.

Oleh karena itu, dengan menjaga jalinan komunikasi secara baik, keluarga bisa terhindar dari masalah-masalah sepele.

3. Mengutamakan Kebersamaan dengan Keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai kesibukan masing-masing. Orang tua sibuk dengan pekerjaannya, anak sibuk dengan pendidikannya. Sebuah keluarga harus mengutamakan waktu untuk berkumpul bersama, tidak peduli sesibuk apa aktivitas yang dilakukan. Kebersamaan itu bisa berupa sarapan bersama, makan malam bersama, atau sekadar menonton acara televisi bersama. Kebersamaan akan semakin mengeratkan rasa kasih sayang antar anggota keluarga.

4. Bijak dalam Menghadapi Permasalahan

Cara membangun keluarga harmonis selanjutnya adalah harus bijak ketika menghadapi permasalahan yang ada. Hidup tidak selamanya berjalan mulus begitu saja, karena pasti akan ada persoalan dan hambatan yang menghadang. Agar bisa menjaga keluarga tetap harmonis, selesaikanlah permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan bijak.

Yang lebih penting lagi, jangan sesekali melampiaskan permasalahan dari luar ke dalam keluarga.

5. Saling Memberikan Perhatian

Sudah seharusnya sebagai satu bagian keluarga harus mempunyai rasa sayang dan perhatian. Orang tua menyayangi anak-anaknya, demikian pula anak-anak menyayangi orang tuanya. Bentuk perhatian dapat ditunjukkan dengan hal-hal yang paling sederhana. Seorang ibu misalnya, bisa menunjukkan perhatian dengan membuatkan bekal makanan untuk dibawa ke sekolah anak. Ayah memberikan bentuk perhatian dengan cara mengajari anak-anak belajar. Dan masih banyak contoh lain.

6. Saling Menciptakan Suasana Menyenangkan

Cara membangun keluarga harmonis selanjutnya adalah saling menciptakan suasana yang menyenangkan. Keluarga bisa menjadi sumber kebahagiaan paling utama. Untuk menciptakan suasana keluarga bahagia bisa dilakukan meskipun karakter setiap anggota keluarga bisa berbeda. Masing-masing hanya perlu berusaha menyenangkan orang lain dengan caranya sendiri.

7. Menerima Kelebihan dan Kekurangan Anggota Keluarga

Keluarga adalah orang-orang terdekat yang idealnya sanggup menerima kelebihan dan kekurangan individu, sekalipun masyarakat menolaknya. Keluarga adalah tempat menggantungkan kehidupan, sehingga baik atau buruknya kepribadian seseorang tetap perlu dibersamai oleh keluarga. Yang menjadi kelebihan patut dibanggakan, sedangkan yang menjadi kekurangan harus dilindungi sebagaimana pepatah Jawa menyebutkan “mikul dhuwur, mendhem jero”.

8. Tidak Bersikap Egois dan Emosional

Ada kalanya seseorang merasakan tekanan emosi yang luar biasa sehingga di luar kendali dan marah besar. Hindarilah bersikap emosional kepada keluarga, terutama ketika marah. Jangan sampai bersikap atau berkata yang melukai hati ketika marah. Selain itu, hindarilah pula sifat egois, karena keegoisan tidak akan membawa hal baik termasuk untuk diri sendiri. Tidak apa-apa sesekali bersikap mengalah, karena mengalah tidaklah berarti kalah.

Mewujudkan keluarga yang harmonis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua membutuhkan proses yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan situasi masing-masing keluarga.

Menikah merupakan jalan yang baik bila didasarkan pada ketakwaan.



Pernikahan merupakan jalan yang baik untuk menyalurkan fitrah kemanusiaan, semisal menjalin hubungan kasih-sayang, memeroleh keturunan, atau ketertarikan terhadap lawan jenis. Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan salah satu sunnah Rasulullah Muhammad SAW itu.

Begitu pentingnya pernikahan, sehingga mesti dipersiapkan secara sungguh-sungguh. Karena itu, setiap orang Islam yang hendak menapaki tahapan tersebut perlu melalui pertimbangan yang sebaik-baiknya. Hal itu dilakukan tanpa mengurangi semangat menyempurnakan separuh agama.

Hal itu tercermin dalam sabda Nabi SAW, "Apabila seseorang menikah, maka sungguh dia telah menyempurnakan setengah agama. Maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam setengah yang lainnya."

Berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh sebelum melangsungkan pernikahan. Pertama, pernikahan mesti didasarkan pada niat karena Allah atau lillahi ta'ala. Segenap konsekuensi dari pernikahan--semisal membangun keluarga, memiliki keturunan, dan sebagainya--mesti berada di jalan menuju ridha Allah Ta'ala.

Tentang hal itu, ingatlah sabda Rasulullah SAW, "Tiga golongan yang pasti memeroleh pertolongan Allah, yakni orang yang berjihad di jalan Allah, hamba sahaya yang terikat perjanjian yang ingin menyelesaikan tebusan dirinya, dan orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian."

Kedua, bersikaplah selektif. Maknanya, seorang laki-laki Muslim hendaknya menjatuhkan pilihan kepada perempuan yang telah benar-benar diketahui latar belakangnya. Demikian pula, perempuan hendaknya mengetahui latar belakang calon suaminya--hal itu bisa melalui wali atau orang tua. Sebab, dialah yang akan menjadi pasangan hidup, tidak hanya di dunia, tetapi juga insya Allah di akhirat kelak.

Rasulullah SAW berpesan, "Pilihlah istri dengan baik karena asal keturunan itu bercampur." Dalam riwayat lain, disebutkan oleh beliau, "Perangai orang tua turun kepada anak-anaknya." Nabi SAW juga bersabda, "Maka nikahilah orang-orang yang sepadan dan nikahkanlah (keluargamu) dengan mereka."

Ketiga, pastikan tentang keteguhan akidah dan kebaikan akhlak calon pasangan. Sangat dianjurkan untuk memilih calon suami/istri yang bisa diajak sama-sama menuju ketakwaan kepada Allah. Sebagai seorang laki-laki, misalnya, hendaknya memilih calon istri yang berakhlak baik dan salehah. Walaupun umpamanya kurang dalam hal harta dan kecantikan, akhlak itulah yang dapat menjadi perhiasan yang hakiki serta sumber kebahagiaan.

Rasulullah SAW bersabda, "Jangan menikahi perempuan karena kecantikannya saja sebab bisa jadi kecantikan itu akan membuatnya celaka. Jangan pula menikahinya karena harta, sebab bisa jadi hartanya itu akan membuatnya angkuh. Namun, nikahilah perempuan karena kesalehan dan agamanya. Seorang budak perempuan yang buruk rupa dan miskin, tetapi baik agamanya, itu lebih baik."

Keempat, masing-masing calon pasangan mesti terus menjaga diri agar tidak terjerumus dalam dosa, terutama menjelang hari H. Sebab, kesabaran kadang kala diuji pada saat-saat mendekati momentum yang dinantikan. Ketika akad sudah diikrarkan, maka itulah kemenangan yang nyata.

Sabda Rasulullah SAW terkait itu, "Barangsiapa yang menikahi perempuan karena memandang kemuliaannya, maka Allah akan membuatnya semakin lemah. Barangsiapa menikahi perempuan karena memandang hartanya, maka Allah akan membuatnya semakin miskin. Barangsiapa yang menikahi seorang perempuan karena berasal dari keluarga terhormat, maka Allah akan membuatnya semakin terhina.

Dan barangsiapa yang menikahi perempuan karena benar-benar ingin menjaga pandangan dan memelihara kemaluan atau menyambung tali silaturahim, maka Allah akan membuat perempuan itu sebagai berkah baginya dan membuatnya menjadi berkah bagi perempuan itu."