Kamis, 02 November 2023

Petunjuk Mencari Istri yang Sholehah

 

Kapan nikah? Mungkin itulah kalimat yang paling menyakitkan bagi para ikhwan yang masih membujang dan enjoy dengan jomblo 'keimanannya'. Hanya saja, mencari seorang istri bukanlah seperti membeli kucing dalam karung.

Dalam syariat Islam, kita diberi kebebasan memilih dan menyeleksi siapa saja yang akan kita pilih sebagai calon istri kita. Perlu dipahami saja, kalau kita salah memilih istri, sama saja kita salah mencarikan guru buat anak-anak kita.

Maka dari itu, saya memberikan tips dalam meimilih istri sesuai petunjuk Al-Quran dan Sunnah. Apa aja itu? baca aja sampai habis tiap kalimatnya. 

Wahai para Bujanghidin! Tahu nggak? Bahwa sesungguhnya jodoh itu dekat dengan dirimu, dan jodohmu persis mirip dengan akhlakmu. Maka kalau kamu mau cari istri yang ideal dan perfect, maka kamu ndak boleh lengah, bahwa kamu harus menuntut dirimu juga untuk meningkatkan kualitas keimanan dirimu. Oke?

Allah telah menggariskan bahwa laki-laki tertarik kepada perempuan serta sebaliknya. Ini namanya fitrah manusia, dan normal banget. Nah kalau sampai ada cowok suka sama cowok atau cewek suka sama cewek, aduh brow ngeri lagi...! Itu mah kaum Nabi Luth yang berakhir dengan adzab. Naudzubillah.

Nah, kali ini simak dan perhatikan 15 Petunjuk mencari istri sholehah yang kami ringkaskan dari tulisan Ustadz Drs. Muhamad Thalib. Pakar konsultan keluarga sakinah.

 

1. Carilah Akhwat yang Taat Beragama

Dari Abu Hurairah – rhadiyallahu anhu – dari Nabi Muhammad SAW, beliau berkata: “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkarakarena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanyaPilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung, (jika tidak, semoga kau) menjadi miskin” (HR Bukhari-Muslim).

Hadist di atas memberikan gambaran bahwa kriteria tersempurna apabila seorang wanita adalah cermin yang taat pada agamanya. Semua itu terangkum dalam satu kalimat “Sholehah” maka bila hendak memilih seorang istri, utamakanlah yang paham akan dienul Islam, beramal di dalamnya dan cinta Islam di atas fikroh yang benar.

 

2. Carilah Akhwat dari Lingkungan yang Baik

Disebutkan dalam sebuah Hadist Rasululoh SAW bersabda: “Jauhilah olehmu Khadraaadin! Maka para sahabat bertanya. “Wahai Rosululloh apa itu khadraadin?” sabda beliau, “yaitu wanita cantik di lingkungan yang buruk” (HR Daraqutni, hadist lemah).

Para ulama memang memberikan catatan tentang periwayatan ini, karena disinyalir ada perawi yang dhoif dalam hafalan. Hanya saja sebagian ulama lain memandang matan/isi kalimat hadist di atas sangat bagus untuk nasihat.

Karena bila seorang laki-laki menikahi wanita cantik yang berasal dari lingkungan yang buruk, sungguh fitnah akan banyak menghampirinya. Minimal itu mengambarkan bahwa wanita tersebut jauh dari nilai agama.

Maka sebaiknya para ikhwan bulatkan tekad mencari akhwat yang berada di lingkungan yang baik. Maka carilah istrimu di tempat kajian atau di rumah orang-orang sholeh, jangan di mall atau di jalan raya atau di rumah para penjahat.

 

3. Utamakanlah Seorang Gadis, karena ia akan Menyenangkan Dirimu

Disebutkan dalam sebuah Hadist, dari Rasululloh SAW. Rasululoh bertanya pada Jabir ketika beliau kembali dari perang Dzatur Riqo: "Apakah kamu baru saja menikah Wahai Jabir?". Saya menjawab; 'Ya.' Beliau bertanya: 'Gadis atau janda.' Saya menjawab; 'Janda.' Beliau bertanya: 'Kenapa kamu tak menikahi gadis saja. Kamu bisa bermain-main dengannya & dia bisa bercanda denganmu.'

Saya menjawab; 'Wahai Rasulullah, Abdullah telah meninggal & meninggalkan tujuh anak perempuan atau sembilan. Saya datang (menikahi istrinya) agar bisa mengurus mereka'. (Jabir bin Abdullah) berkata; Kemudian beliau mendoakanku. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; Hadits semakna diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, & Ka'ab bin Ujrah. Abu Isa berkata; Hadits Jabir bin Abdullah merupakan hadits hasan sahih. [HR. Tirmidzi No.1019].

“Hendaklah kalian memilih yang masih perawan. Sungguh, mulut mereka lebih segar, rahimnya lebih luas (banyak anak), & lebih menerima dengan (nafkah) yg sedikit.” [HR. Ibnu Majah No.1851].

Mengapa engkau tak menikah dengn seorang gadis, sehingga engkau dapat bercanda dengannya & dia bercanda denganmu? [HR. Abu Daud No.1752].

Hadist di atas menunjukan kepada kita semua, bahwa menikahi gadis perawan adalah keutamaan, maka pilihlah gadis di anatara mereka karena itu akan membuat kalian lebih bisa bersenang-senang. Meskipun juga boleh memilih seorang janda.

 

4. Pilihlah Akhwat yang Penyabar dalam Bertindak

Seorang istri yang baik adalah mereka yang bersabar, terlebih menjadi suami seorang Ustadz atau Aktivis Islam. Kalau mereka tidak mempunyai sifat sabar sungguh kegelisahan hati akan merundung dirinya. Maka lihatlah dan ceritakanlah kepada para calon isitrimu tentang sifat istri Firaun, yang sabar dalam menghadapi suaminya yang thogut. Sehinga Allah mengabadikan sifat beliau dalam QS At Tahrim ayat 11. Sifat sabar lebih menentramkan hati, membut fikir lebih jernih dan tidak mudah emosi.

 

5. Jika Dirinya Memikat Hatimu, maka Pilihlah dia Jadi Istrimu

Allah berfirman dalam Al Quran  Surat An Nisa ayat 3; “JIka kamu takut tidak akan berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim, bilamana kamu mengwininya, kawinilah wanita wanita lain yang kamu senangi”.

Dalam ayat tersebut Allah memakai kata “thaaba” artinya baik atau kamu senangi. Maka pilihlah di antara gadis yang ada, yang kamu cocok dan tertarik di dalamnya, karena ketertarikanmu dengannya membuat engkau lebih mudah bertanggung jawab atasnya.

 

6.Seorang Istri Wajib Amanah, bila kau Temukan maka Nikahi Dia

Allah Berfirman dalam QS An Nisa Ayat 34; “Oleh sebab itu wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya dan harta suaminya ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menyuruhnya memelihara”.

Dalam sebuah hadist Rasululoh SAW juga bersabda:

“Sebaik baik istri yaitu yang menyenangkan hatimu ketika kamu lihat, taat ketika kamu suruh, menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi” (HR Thabrani).

Seorang istri harus memiliki sisat amanah karena ia di beri kepercayaan oleh suaminya mengenai banyak urusan keluarga terlebih anak-anaknya kelak. Bila seorang istri jauh dari sifat amanah sungguh berbahaya. Uang belanja boros, perselingkuhan banyak terjadi karena dia kurang amanah menjaga harga dirinya. Maka carilah istri yang mempunyai sifat amanah yang kuat.

 

7.Tidak Berhias dan Bercolek di Luar Rumah

Disebutkan dalam sebuah riwayat; “Wanita-wanita yang gemar minta cerai dan wanita pesolek di luar rumah adalah wanita-wanita munafik (HR Abu Nuaim).

Berhias dan ingin terlihat cantik itu adalah fitrah wanita, hanya saja di dalam Islam, dalam pembahasan bersolek, semua telah diatur dengan jelas. Bagaimana setiap wanita haram untuk memakai wangi-wangian yang diperuntukkan orang di luar rumah apalagi bukan muhrim. Maka carilah wanita yang tidak senang pamer perhiasan di luar rumah. Carilah wanita yang menutup aurotnya dengan benar sesuai ajaran Islam, serta tinggalkan wanita yang memamerkan perhiasan dan aurotnya, karena itu tak baik untuk kau jadikan istrimu

 

8. Carilah yang Sepadan (sekufu) Terlebih dalam Agama

Pengertian dari kafa'ah atau sering juga diucapkan sekufu/kufu, menurut bahasa adalah sama, sederajat, setaraf, sepadan, sebanding atau setara dan seimbang. Sedangkan menurut syari'at, kafa'ah adalah suatu perkara yang ketiadaannya akan menimbulkan celaan. Sedangkan menurut kebiasaan, kafa'ah diartikan sebagai kesetaraan antara seorang calon suami dengan istrinya dalam kesempurnaan dan kerendahannya selain dalam hal terbebasnya seseorang dari aib-aib nikah. 

Beberapa ulama' berpendapat bahwa kafa'ah tidak harus dipertimbangkan dalam pernikahan. Sementara ulama yang lain mengatakan bahwa kafa'ah harus dipertimbangkan, tetapi hanya dalam hal keistiqamahan tadayyun dan akhlaq. Jadi bukanlah kafa'ah itu dalam hal nasab, kekayaan, dan sebagainya. Sehingga boleh-boleh saja seorang laki-laki shalih yang nasabnya tidak terpandang menikahi wanita yang nasabnya terpandang, atau seorang laki-laki miskin tetapi shalih dan bertaqwa menikahi seorang wanita yang kaya.

Dalam hal ini, sang wali tidak boleh menolak pernikahan tersebut kalau memang si wanita sudah rela dengan pernikahan tersebut. Adapun seorang laki-laki yang tidak istiqamah dalam beragama, maka dia tidaklah sekufu dengan seorang wanita yang shalihah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya keluarga Bani Fulan bukanlah para waliku. Sesungguhnya para waliku ialah orang-orang yang bertaqwa, siapapun mereka dan dimanapun mereka berada." (H.R. Bukhari).

9. Tidak Materialistis dan Boros dalam Harta

Dari ibnu ‘Abbas ra., ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda : “Ada empat perkara, siapa yang mendapatkannya berarti mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, yaitu hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, jiwa yang sabar ketika tertimpa musibah, dan perempuan yang mau dinikahi bukan bermaksud menjerumuskan suaminya ke dalam perbuatan maksiat dan bukan menginginkan hartanya” (H.R. Thabarani,Hadits hasan)

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya termasuk ciri wanita yang membawa berkah yaitu mudah dilamar, murah mas kawinnya, dan subur peranakannya (H.R. Ahmad no.23338 CD, dari ‘Aisyah).

Banyak tipe wanita, ada yang mereka gemar menabung ada juga yang sangat boros dalam membelanjakan uang. Tiap wanita memang beda-beda. Hanya saja, seorang suami harus bisa faham, seorang istri ini pintar membawa uang atau boros. Dari situlah para suami menentukan. Maka carilah wanita wanita yang tak boros. Caranya bagimana? Tanyakan dengan orang orang terdekat mereka!

 

10. Senang Menyambung Ikatan Kekeluargaan dan Akrab dengan Semua Keluarga

Dari Maimunnah ra. sesungguhnya ia telah memerdekakan salah seorang budak perempuannya tanpa lebih dahulu minta izin kepada Nabi saw. Ketika tiba saat Nabi bergilir kepadanya, ia berkata:

“Wahai Rasulullah, apakah tuan tahu bahwa saya telah memerdekankan budak perempuanku?” Beliau bersabda: “Apakah engkau telah melakukannya?” Ia menjawab : “Ya.” Beliau bersabda: “Alangkah baiknya kalau budak perempuan itu engkau hadiahkan kepada paman-paman dari pihak ibumu, karena pahalanya akan lebih besar bagi dirimu.” (H.R. Bukhari no 2403 CD).

 

11. Pandai Menyimpan Rahasia Keluarga

“Sesungguhnya wanita yang terbaik di antara wanita kamu ialah yang subur, besar cintanya, dan teguh memegang rahasia….” (H.R. Thusy).

Jangan salah pilih, bila seorang wanita yang dia suka obral cerita ke semua orang dan semua rahasia keluarga tentu akan menjadi mala petaka, maka carilah wanita wanita yang mereka pintar menyimpan rahasia. Jangan sampai aib keluarga terbongkar kemana-mana. Karena sifat istri yang kurang baik.

 

12. Subur

“Kawinlah dengan perempuan pencinta lagi bisa punya anak banyak (subur) agar aku dapat membanggakan jumlahmu yang banyak dihadapan para Nabi pada hari kiamat nanti” (H.R. Abu Dawud, Nasa’i dan Ahmad).

Dari Ma’qil bin Yasar ra., ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw., lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah saya telah mendapatkan seorang perempuan dari keturunan terhormat, kedudukan sosialnya tinggi dan berharta, namun mandul. Bolehkah saya mengawininya?’ Beliau melarangnya. Orang itu datang lagi kedua kalinya dan berkata kepada beliau seperti semula. Ia datang untuk ketiga kalianya, kemudian beliau bersabda kepadanya: “Kawinilah oleh kalian wanita yang rasa cintanya besar dan subur, karena kelak aku akan membanggakan kalian di hadapan umat-umat lain’ “ (H.R. Abu Dawud, Nasa’i dan Hakim).

 

13. Tabah

“Sungguh wanita yang terbaik di antara wanita kamu ialah yang subur, besar cintanya, teguh memegang rahasia, tabah menderita dalam mengurus keluarganya…” (H.R. Thusy).

 

14. Bukan Pencemburu Buta

Dari Abu Hurairah, telah sampai kepdanya bahwa Nabi saw. bersabda: “Seorang wanita tidak boleh meminta suaminya menceraikan istrinya (yang lain) supaya berkecukupan tempat makannya (nafkahnya).” (H.R. Tirmidzi).

 

15. Perangai dan kata-katanya menyenangkan

“Tiga hal keberuntungan yaitu: istri yang shalih, yang kalau engkau lihat, menyenangkanmu; kalau engkau pergi, engkau merasa percaya bahwa ia dapat menjaga dirinya dan hartamu; kuda yang penurut lagi cepat larinya, yang dapat membawamu menyusul teman-temanmu; dan rumah besar yang banyak didatangi tamu.

Tiga hal kesialan yaitu: istri yang kalau engkau lihat, menjengkelkanmu, ucapannya menyakiti kamu, dan kalau engkau pergi, engkau merasa tidak percaya bahwa ia dapat menjaga dirinya dan hartamu; kuda yang lemah; jika engkau pukul, bahkan menyusahkanmu dan kalau engkau biarkan, malah tidak dapat membawamu menyusul teman-temanmu; serta rumah yang sempit lagi jarang didatangi tamu” (H.R.Ahmad, Hadits yang semakna dengan ini diriwayatkan oleh Thabarani, Bazzar, dan Hakim).

Semoga 15 tips dan petunjuk mencari istri sholehah ini bermanfaat untuk para ikhwan yang sudah berniat dan akan segera menikah.

Sabtu, 28 Oktober 2023

DENGAN 8 LANGKAH BANGUN KELUARGA HARMONIS



Setiap orang tentu ingin mempunyai keluarga yang harmonis. Keluarga yang saling membersamai, selalu ada dalam suka dan duka adalah potret keluarga bahagia yang diimpikan banyak orang. Untuk membangun keluarga yang harmonis bukanlah perkara mudah, karena membutuhkan usaha tidak hanya satu orang melainkan seluruh anggota keluarga.

Ditengah pandemi Covid-19 ini, peran keluarga sangat penting apalagi pemerintah menganjurkan untuk tetap di rumah saja. Bisa dipastikan kegiatan kita selama di rumah saja akan terasa sangat menyenangkan. Apalagi di hari ini yang bertepatan dengan hari keluarga nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni ini dimaksudkan untuk mengingatkan kepada masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara.

Ada langkah dan cara membangun keluarga harmonis yang bisa dilakukan. Berikut ulasannya secara lebih lanjut.

1. Saling Bersikap Jujur dan Terbuka

Jujur merupakan kunci keharmonisan keluarga. Sebuah kejujuran sangat bermakna, sehingga sekali saja seseorang melanggarnya maka bisa menjadi potensi kehancuran keluarga. Ironis memang, tapi sepenting itulah arti kejujuran. Jujur harus dilakukan oleh siapapun, termasuk orang tua dan anak. Sesulit apapapun situasinya, dengan kejujuran dan saling keterbukaan, beban yang dialami bisa dipikul bersama-sama. Dengan bersikap jujur dan saling terbuka, masalah yang ada bisa diselesaikan bersama tanpa harus sembunyi-sembunyi.

2. Saling Menjalin Komunikasi yang Baik

Selain kejujuran dan keterbukaan, poin penting lain dalam cara membangun keluarga harmonis adalah jalinan komunikasi yang baik. Komunikasi berperan penting dalam hal menyampaikan perasaan dan mengekspresikan apa yang dirasakan. Komunikasi juga mencegah timbulnya kesalahpahaman yang dapat terjadi pada anggota keluarga.

Oleh karena itu, dengan menjaga jalinan komunikasi secara baik, keluarga bisa terhindar dari masalah-masalah sepele.

3. Mengutamakan Kebersamaan dengan Keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai kesibukan masing-masing. Orang tua sibuk dengan pekerjaannya, anak sibuk dengan pendidikannya. Sebuah keluarga harus mengutamakan waktu untuk berkumpul bersama, tidak peduli sesibuk apa aktivitas yang dilakukan. Kebersamaan itu bisa berupa sarapan bersama, makan malam bersama, atau sekadar menonton acara televisi bersama. Kebersamaan akan semakin mengeratkan rasa kasih sayang antar anggota keluarga.

4. Bijak dalam Menghadapi Permasalahan

Cara membangun keluarga harmonis selanjutnya adalah harus bijak ketika menghadapi permasalahan yang ada. Hidup tidak selamanya berjalan mulus begitu saja, karena pasti akan ada persoalan dan hambatan yang menghadang. Agar bisa menjaga keluarga tetap harmonis, selesaikanlah permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan bijak.

Yang lebih penting lagi, jangan sesekali melampiaskan permasalahan dari luar ke dalam keluarga.

5. Saling Memberikan Perhatian

Sudah seharusnya sebagai satu bagian keluarga harus mempunyai rasa sayang dan perhatian. Orang tua menyayangi anak-anaknya, demikian pula anak-anak menyayangi orang tuanya. Bentuk perhatian dapat ditunjukkan dengan hal-hal yang paling sederhana. Seorang ibu misalnya, bisa menunjukkan perhatian dengan membuatkan bekal makanan untuk dibawa ke sekolah anak. Ayah memberikan bentuk perhatian dengan cara mengajari anak-anak belajar. Dan masih banyak contoh lain.

6. Saling Menciptakan Suasana Menyenangkan

Cara membangun keluarga harmonis selanjutnya adalah saling menciptakan suasana yang menyenangkan. Keluarga bisa menjadi sumber kebahagiaan paling utama. Untuk menciptakan suasana keluarga bahagia bisa dilakukan meskipun karakter setiap anggota keluarga bisa berbeda. Masing-masing hanya perlu berusaha menyenangkan orang lain dengan caranya sendiri.

7. Menerima Kelebihan dan Kekurangan Anggota Keluarga

Keluarga adalah orang-orang terdekat yang idealnya sanggup menerima kelebihan dan kekurangan individu, sekalipun masyarakat menolaknya. Keluarga adalah tempat menggantungkan kehidupan, sehingga baik atau buruknya kepribadian seseorang tetap perlu dibersamai oleh keluarga. Yang menjadi kelebihan patut dibanggakan, sedangkan yang menjadi kekurangan harus dilindungi sebagaimana pepatah Jawa menyebutkan “mikul dhuwur, mendhem jero”.

8. Tidak Bersikap Egois dan Emosional

Ada kalanya seseorang merasakan tekanan emosi yang luar biasa sehingga di luar kendali dan marah besar. Hindarilah bersikap emosional kepada keluarga, terutama ketika marah. Jangan sampai bersikap atau berkata yang melukai hati ketika marah. Selain itu, hindarilah pula sifat egois, karena keegoisan tidak akan membawa hal baik termasuk untuk diri sendiri. Tidak apa-apa sesekali bersikap mengalah, karena mengalah tidaklah berarti kalah.

Mewujudkan keluarga yang harmonis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua membutuhkan proses yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan situasi masing-masing keluarga.

Menikah merupakan jalan yang baik bila didasarkan pada ketakwaan.



Pernikahan merupakan jalan yang baik untuk menyalurkan fitrah kemanusiaan, semisal menjalin hubungan kasih-sayang, memeroleh keturunan, atau ketertarikan terhadap lawan jenis. Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan salah satu sunnah Rasulullah Muhammad SAW itu.

Begitu pentingnya pernikahan, sehingga mesti dipersiapkan secara sungguh-sungguh. Karena itu, setiap orang Islam yang hendak menapaki tahapan tersebut perlu melalui pertimbangan yang sebaik-baiknya. Hal itu dilakukan tanpa mengurangi semangat menyempurnakan separuh agama.

Hal itu tercermin dalam sabda Nabi SAW, "Apabila seseorang menikah, maka sungguh dia telah menyempurnakan setengah agama. Maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam setengah yang lainnya."

Berikut beberapa langkah yang dapat ditempuh sebelum melangsungkan pernikahan. Pertama, pernikahan mesti didasarkan pada niat karena Allah atau lillahi ta'ala. Segenap konsekuensi dari pernikahan--semisal membangun keluarga, memiliki keturunan, dan sebagainya--mesti berada di jalan menuju ridha Allah Ta'ala.

Tentang hal itu, ingatlah sabda Rasulullah SAW, "Tiga golongan yang pasti memeroleh pertolongan Allah, yakni orang yang berjihad di jalan Allah, hamba sahaya yang terikat perjanjian yang ingin menyelesaikan tebusan dirinya, dan orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian."

Kedua, bersikaplah selektif. Maknanya, seorang laki-laki Muslim hendaknya menjatuhkan pilihan kepada perempuan yang telah benar-benar diketahui latar belakangnya. Demikian pula, perempuan hendaknya mengetahui latar belakang calon suaminya--hal itu bisa melalui wali atau orang tua. Sebab, dialah yang akan menjadi pasangan hidup, tidak hanya di dunia, tetapi juga insya Allah di akhirat kelak.

Rasulullah SAW berpesan, "Pilihlah istri dengan baik karena asal keturunan itu bercampur." Dalam riwayat lain, disebutkan oleh beliau, "Perangai orang tua turun kepada anak-anaknya." Nabi SAW juga bersabda, "Maka nikahilah orang-orang yang sepadan dan nikahkanlah (keluargamu) dengan mereka."

Ketiga, pastikan tentang keteguhan akidah dan kebaikan akhlak calon pasangan. Sangat dianjurkan untuk memilih calon suami/istri yang bisa diajak sama-sama menuju ketakwaan kepada Allah. Sebagai seorang laki-laki, misalnya, hendaknya memilih calon istri yang berakhlak baik dan salehah. Walaupun umpamanya kurang dalam hal harta dan kecantikan, akhlak itulah yang dapat menjadi perhiasan yang hakiki serta sumber kebahagiaan.

Rasulullah SAW bersabda, "Jangan menikahi perempuan karena kecantikannya saja sebab bisa jadi kecantikan itu akan membuatnya celaka. Jangan pula menikahinya karena harta, sebab bisa jadi hartanya itu akan membuatnya angkuh. Namun, nikahilah perempuan karena kesalehan dan agamanya. Seorang budak perempuan yang buruk rupa dan miskin, tetapi baik agamanya, itu lebih baik."

Keempat, masing-masing calon pasangan mesti terus menjaga diri agar tidak terjerumus dalam dosa, terutama menjelang hari H. Sebab, kesabaran kadang kala diuji pada saat-saat mendekati momentum yang dinantikan. Ketika akad sudah diikrarkan, maka itulah kemenangan yang nyata.

Sabda Rasulullah SAW terkait itu, "Barangsiapa yang menikahi perempuan karena memandang kemuliaannya, maka Allah akan membuatnya semakin lemah. Barangsiapa menikahi perempuan karena memandang hartanya, maka Allah akan membuatnya semakin miskin. Barangsiapa yang menikahi seorang perempuan karena berasal dari keluarga terhormat, maka Allah akan membuatnya semakin terhina.

Dan barangsiapa yang menikahi perempuan karena benar-benar ingin menjaga pandangan dan memelihara kemaluan atau menyambung tali silaturahim, maka Allah akan membuat perempuan itu sebagai berkah baginya dan membuatnya menjadi berkah bagi perempuan itu."