Rabu, 07 Desember 2022

Kata-kata Nasihat Bijak yang Perlu Kamu Ucapkan untuk Diri Sendiri

Nasihat untuk diri sendiri bisa jadi penyemangat saat ingin memulai hari!

Rasa lelah pasti akan selalu muncul, kadang bisa bercampur dengan jenuh yang lama-lama akan menjadi burn out. Saat kita burn out, kemudian akan kehilangan motivasi untuk melanjutkan pekerjaan. Jika ini terjadi akan sulit untuk menemukan motivasi kembali.

Memberikan nasihat untuk diri sendiri rasanya penting agar kita bisa semangat lagi dan menemukan evaluasi serta perenungan. Dalam hidup evaluasi ini akan berpengaruh untuk pencapaian keberhasilan. Jika sebelumnya kita bisa bekerja hingga terlalu lelah dan menjadi burn out, maka selanjutnya kita harus mengubah cara kerja kita melalui evaluasi.

 


12 Kata-kata Nasihat Bijak untuk Diri Sendiri

Nasihat bijak akan kita perlukan ketika menatap sebuah masalah yang tak kunjung selesai atau sulit menemukan solusi. Ketika kita sedang merasa buntu dan tak dapat arah yang jelas maka nasihat bijak juga bisa menjadi penerang.

Nasihat untuk diri sendiri ini bisa kamu dapatkan dari mana saja. Pengalaman, orang tua, sahabat, guru, atau bahkan media sosial. Semuanya bisa kamu terapkan untuk diri sendiri dan pilihlah yang sesuai denganmu. Berikut ada 12 nasihat untuk diri sendiri yang baik untuk memulai hari baru.

1. Nasihat untuk diri sendiri kalau “hidup bukan perlombaan”


Percayalah setiap orang punya waktunya masing-masing. Ketika melihat orang lain sudah berada jauh di depan sana, kamu nggak perlu khawatir dan merasa insecure. Pasti akan tiba juga waktu terbaik untukmu.

Hidup itu bukan perlombaan, jadikan ini nasihat untuk diri sendiri yang selalu kamu yakini. Tak perlu selalu membandingkan diri dengan orang lain, melihat orang lain sudah berada di garis akhir tapi kita masih berada di tengah.

Ingat lah yang penting bukan hanya sekadar pencapaiannya tapi juga proses dan pengalaman yang kamu lalui. Itu akan menjadi pelajaran paling berharga yang bisa kamu dapatkan.

2. Tidak semua orang akan selalu ada untuk kamu

kamu harus tahu yang paling setia selalu ada untuk kita hanya Tuhan dan diri kita sendiri. Bersyukur jika kamu memang memiliki orang yang selalu ada untukmu di saat kamu membutuhkannya. Tapi orang tersebut bisa saja sewaktu-waktu akan pergi. Entah karena Tuhan atau karena dirinya sendiri.

Ini memang sudah menjadi kenyataan hidup. kamu harus bersiap dan meyakininya kalau hanya diri sendiri lah yang akan selalu berusaha untuk membuatmu terus maju. Nggak perlu sedih juga saat kesulitan dan tak ada orang di sampingmu.

Saat kamu merasa selalu ada untuk orang lain tapi orang tersebut justru meninggalkanmu. Tinggalkan saja dia, tak perlu dipikirkan. Kamu bisa mengandalkan dirimu sendiri yang pintar dan kuat itu!

3. Hidup itu jalannya nggak mulus jadikan ini sebagai nasihat untuk diri sendiri


Kalau seperti yang banyak orang bilang “hidup nggak melulu mulus seperti jalan tol.” Dalam hidup kita pasti akan merasakan naik turun, ini justru seperti jalan menuju pegunungan. Akan ada saat di mana kita merasa begitu di bawah, tapi ada saat pula kita akan merasa berada di atas.

Ya, hidup seperti roda berputar. Begitu lah hidup yang kita jalani, nggak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Tapi percayalah itu bukan berarti kita gagal. Belokan atau polisi tidur di perjalanan kita justru membuat hidup jadi lebih menarik dan berarti. Kita bisa belajar sesuatu selama perjalanan tersebut.

4. Nasihat untuk diri sendiri rasakan rasa takut tersebut


Jangan sampai menyesal karena takut mencoba hal baru. Jika terus seperti itu kamu akan melewati banyak hal menarik di hidup. Takut mencoba, takut merasakan, takut kecewa, takut gagal, dan lain-lain.

Ketakutan adalah bagian dari hidup, dan cara terbaik mengatasinya adalah dengan merasakan rasa takut itu sampai kamu bisa mengontrolnya. Maju terus dan lakukanlah hal-hal yang menakutkan bagimu. Rasakanlah perasaan itu, dan yakinlah segala hal yang ingin kamu capai selalu terletak di balik ketakuan itu.

5. Nasihat untuk diri sendiri hidup hanya sekali, lakukanlah yang terbaik


 

 

Banyak orang yang salah kaprah dengan maksud YOLO atau you only live once. Hidup itu hanya sekali, kemudian melakukan hal-hal yang justru merugikan diri sendiri dan membuat hidup tak berjalan ke mana-mana.

Hidup hanya sekali, makanya kita harus melakukan yang terbaik untuk bisa merasakan hal terbaik yang terjadi di hidup. Jangan sia-siakan waktu dengan menikmati YOLO dan melakukan hal yang tak bermanfaat.

Kerjarlah yang kamu inginkan, semua mimpi itu menjadi mungkin saat kita berusaha semaksimal yang kita bisa. Berikanlah manfaat kepada diri sendiri karena kita hanya hidup sekali.


6. Kamu nggak sendirian

Saat kamu sedang merasa di bawah dan butuh rangkulan orang terdekat, datang lah ke mereka. Karena kamu nggak pernah sendirian. Orang-orang yang menyayangimu akan selalu senang membantu dan menjadi bagian support system kamu.

Jika belum bertemu dengan orang-orang tersebut, suatu saat kamu akan bertemu dengan orang-orang yang bisa kamu andalkan. Setiap orang memang punya beban hidup masing-masing, cobalah melaluinya bersama maka akan terasa lebih ringan.

7. Carpe diem!

Apa itu carpe diem? “Raihlah’ hari ini!” Hari ini, jam ini, detik ini, hanya akan terjadi sekali. Bersyukur atas segala kesempatan yang kamu miliki, bersyukur pula dengan yang terjadi hari ini. Jika kamu telah berusaha yang sebaik mungkin untuk menjalani hari ini maka apapun hasilnya akan memberikan pelajaran yang berarti.

Gunakanlah hari ini sebaik-baiknya. Raihlah apa yang ingin kamu raih, kejarlah apa yang ingin kamu kejar, dan temukanlah kebahagiaan itu untuk dirimu sendiri.

8. Good job and thanks to yourself

Kamu sudah melakukan kerja bagus hari ini, lho! Usahamu yang begitu keras patut mendapat tepukan di punggung dan acungan jempol. Kamu keren dan sudah seharusnya memberikan rasa terima kasih kepada dirimu sendiri.

Dia mampu bertahan dan berjuang sekeras ini. Jangan khawatir, meski perjalanan masih panjang tapi kamu sedang dalam perjalanan yang luar biasa. Sampai saat ini kamu masih berada di titik perjuangan, itu sudah sangat pantas diberi penghargaan.

9. Susah didapat bukan berarti tak mungkin didapat

Apa yang menurut kamu sulit untuk diraih bukan berarti itu tidak mungkin untuk kamu raih. Semua akan menjadi mungkin ketika kita bisa berpikir jernih dan menjalankan segala rencana terbaik.

Mimpi besar sekalipun bisa kamu raih asal proses dan usaha yang kamu lalui serta lakukan sudah sebanding dengan hasil yang ingin kamu kejar. Jika orang lain bisa kenapa kamu nggak bisa? Kita sama-sama manusia dengan kesempatan yang sama kok.

Jadi jangan menyerah dan terus mencari cara terbaik untuk mendapatkan yang kamu mau ya.

10. Jangan berhenti ketika kegagalan datang

Kegagalan bukan untuk membuat kamu berhenti atau menyerah. Melainkan untuk membuat kamu melangkah kembali dengan cara yang tepat. Gagal hari ini bukan berarti akan gagal seterusnya. Bangkitlah kembali dan maju melewati jalan yang tepat.

11. Ubah gaya pikirmu saat ada masalah

Kita nggak akan pernah bisa mengontrol apa yang terjadi pada diri ini. Kita hanya bisa mengontrol cara kita mengatasinya. Tak mungkin semua masalah yang datang akan selesai saat itu juga.

Ubahlah gaya pikirmu sehingga akan lebih fleksibel dalam menyikapi masalah. Berpikir lebih positif dalam melihat masalah juga membantumu tak mudah putus asa.

12. Jangan hanya memandang dari satu sisi

Hidup kan nggak hanya berisi kita aja. Banyak pandangan orang lain yang juga penting agar kita bisa melihat sisi lain dari dunia. Apa yang kita pikir benar belum tentu benar juga bagi orang lain. Jadi lihatlah dari berbagai sisi untuk menemukan gambaran lebih besar lagi.

Itu lah nasihat untuk diri sendiri yang bisa kamu gunakan sebagai penyemangat dan pengingat untuk terus maju. Jangan pernah menyerah ya, kamu nggak akan tahu ada hal luar biasa seperti apa yang akan terjadi di depan.

 

#salam sayang dari Rakesh

 

Selasa, 18 Oktober 2022

DUNIA AKAN BERUBAH DITANGANMU APABILA DIRIMU MEMANG MAU BERUBAH

 

 


Umumnya di antara kita gampang takjub terhadap kehebatan orang. Tetapi seringkali gagal atau mungkin malas mendesain diri agar bisa menjadi orang sukses. Tidak sulit kita menemukan anak-anak hari ini yang bermental kerdil, berwawasan sempit, dan bersemangat rendah.

Sekali mencoba dan ternyata gagal biasanya orang langsung mundur dan menyudahi usahanya. Padahal sukses, prestasi, ilmu, itu tidak bisa diperoleh hanya dengan satu langkah belaka. Sukses, prestasi, dan ilmu itu tidak bisa dicapai kecuali dengan kesungguhan upaya dan doa.

Pepatah mengatakan, “A journey of a thousand miles begins with a single step” (Sebuah perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah, red)

Suatu hari, di sebuah forum anak-anak muda, seorang tokoh yang usianya telah senja memberi motivasi, “Kalian masih muda jadi masih banyak kesempatan luas,  untuk bisa menjadi leader dalam membangun peradaban Islam. Saya sudah cukup tua, jadi tidak punya energi sebesar energi anak muda. Sedari sekarang desainlah dirimu untuk menjadi bagian terpenting dari perjuangan Islam untuk menuju tegaknya peradaban Islam,” ujarnya.

Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup di era Soeharto dalam sebuah acara di Fakultas Ekonomi UI  mengatakn, “Saya termasuk orang yang kurang setuju dengan pola perjuangan mahasiswa belakangan ini yang masih meniru gaya lama. Mahasiswa turun demo itu sudah ada sejak tahun 1960-an. Jadi jika ada mahasiswa masih hobi demo maka itu kemunduran,” paparnya.

Emil pun menghadirkan contoh bagaimana seharusnya mahasiswa berjuang. “Lihat Soekarno, ketika usia 23 tahun dia seorang mahasiswa. Dia fokus dan tekun sekali dalam belajar dan berorganisasi. Tiba saatnya pada usia 40 tahun dia bisa menjadi presiden RI. Anak muda secara umum memang belum saatnya memimpin saat ini, tetapi berlatihlah menjadi pemimpin sejak dini.”

Hebatnya Islam

Islam adalah agama yang mengajarkan setiap jiwa untuk melakukan perubahan diri sebelum melakukan perubahan pada yang lain, baik itu keluarga apalagi masyarakat.
Setelah rampung merubah diri sendiri maka insya Allah akan bisa menjaga keluarga sendiri. Dan, Allah telah memperingatkan dengan tegas bahwa setiap Muslim wajib menjaga diri dan keluarganya dari ancaman atau bahaya api neraka.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”(QS. At Tahriim [66]: 6).

Jadi Islam sangat identik dengan perubahan diri dan keluarga. Itulah mengapa pemikir Syed Muhammad Naquib Al-Attas pernah menjabarkan bahwa konsep terbaik dalam upaya membangun peradaban adalah dengan membangun individu-individu yang baik (sholeh). Bukan dengan membangun komunitas. Sebab komunitas itu adalah kumpulan individu. Manakala mayoritas individunya baik maka baiklah komunitas itu.

Teori perubahan diri inilah yang digunakan para pemimpin Islam sejak awal. Umar berhasil memimpin peradaban Islam dengan sangat baik karena ketatnya beliau dalam menjaga diri dari penyimpangan iman. Pengawasan Umar terhadap diri dan keluarga pun sangat luar biasa ketatnya. Umar yakin betul bahwa jika dirinya gagal merubah diri maka yang dipimpinnya pun tidak akan pernah mau dan bisa berubah.

Demikian pula halnya dengan para ulama. Imam Ghazali misalnya, ketika melihat situasi sosial masyarakat sudah tidak lagi memperhatikan dan mengutamakan tegaknya agama dalam keseharian. Beliau langsung melakukan perenungan untuk menciptakan satu perubahan diri.

Akhirnya dari proses panjang melakukan perubahan diri lahirlah kitab Ihya ‘Ulumuddin. Kitab fenomenal yang menginspirasi umat Islam hingga dewasa ini. Ihya ‘Ulumuddin dipandang sebagai bentuk kontribusi Imam Ghazali yang terbesar bagi kemenangan umat Islam dalam menghadapi tentara Salib yang digeneratori oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.

Jadi sebenarnya sederhana. Ketika kita ingin merubah situasi bangsa dan negara ke depan maka mulailah perubahan itu pada diri sendiri. Orang bijak berkata, “Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself.”

Merubah diri itulah yang menjadi kunci utama perubahan dunia. Muhammad Sulthan Al-Fatih mampu menaklukkan Konstantinopel, sebuah kota yang tak terkalahkan lebih dari 7 abad lamanya oleh ratusan atau bahkan mungkin ribuan serangan.

Apa rahasia Sultan Muhammad Al-Fatih mampu menaklukkan Benteng Konstantinopel yang pernah disampaikan oleh Rasulullah sebagai kota yang akan ditaklukkan itu? Tiada lain adalah perubahan diri. Al-Fatih selama lebih dari 17 tahun benar-benar mendesain diri untuk menjadi pemimpin unggul. Bahkan sejak usia baligh pejuang yang dijuluki Pedang Malam itu tidak pernah meninggalkan shalat tahajjud (qiyamul lail) dalam semalam pun. Apalagi shalat jama’ah, sholat rawatib saja beliau tidak pernah ketinggalan.

Pantas jika kemudian Allah memberikan satu teguran keras kepada umat Islam bahwa tidak akan ada kemenangan sebelum ada kesiapan dari umat Islam. Allah tidak akan pernah merubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu sendiri mau sungguh-sungguh melakukan perubahan.

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS. 13 : 11).

Maka rencanakanlah perubahan dalam hidup kita untuk benar-benar menjadi Muslim yang baik sedini mungkin. Jika tidak maka kita benar-benar akan berada dalam kerugian yang besar.

Rasulullah mengingatkan kita bahwa siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka beruntunglah dia. Siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka merugilah dia. Dan, siapa yang esok lebih buruk dari hari ini maka celakalah dia.

Sebuah pesan perubahan diri yang sangat gamblang. Jadi tidak berlebihan jika kemudian ada ungkapan, ‘Ubahlah dirimu niscaya dunia akan berubah di tanganmu’. Kapan, sejauh memang kita ada kesungguhan (jihad) untuk mendapatkan energi besar, taufik dan hidayah kepada Allah.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ankabut [29]: 69).

Semoga kita termasuk bagian orang-orang yang berubah dalam kondisi lebih baik agar Allah Subhanahu Wata’ala bisa menurunkan taufiq nya kepada kita. Sebab jika kita ingin mengubah dunia, satu hal yang harus dilakukan adalah perubahan yang ada pada diri kita lebih dulu.

 

Perpisahan Jalan Terbaik agar Tak Saling Menyakiti Lagi

 


Dalam sebuah hubungan, ada kalanya perpisahan terjadi. Sebuah perpisahan yang terjadi pun tak selalu karena sudah tak ada cinta, melainkan agar tidak makin saling menyakiti satu sama lain. Perpisahan bisa menjadi pilihan terbaik agar tidak makin saling menyakiti lebih dalam lagi.

Tak ada manusia yang sempurna, tak ada hubungan yang benar-benar sempurna juga. Ada pasangan yang tak bisa terus bersama karena ada hal-hal yang terjadi di luar kendali mereka. Perpisahan kadang diambil karena tak ingin saling menyakiti lagi. Tentu saja tak mudah, tapi perpisahan kadang perlu dipilih agar bisa sama-sama membuka jalan yang lebih baik lagi ke depannya.

Perpisahan Bisa Menjadi Awal untuk Kebahagiaan Baru

“The reason it hurts so much to separate is because our souls are connected. Maybe they always have been and will be. Maybe we've lived a thousand lives before this one and in each of them we've found each other. And maybe each time, we've been forced apart for the same reasons. That means that this goodbye is both a goodbye for the past ten thousand years and a prelude to what will come.”― Nicholas Sparks, The Notebook

Jika terus bersama hanya menambah luka, maka perpisahan menjadi jalan keluar terbaik yang perlu diambil bersama. Daripada terus saling menyakiti dalam hubungan, ada baiknya untuk berpisah dan mengambil jalan masing-masing. Sebuah perpisahan bisa jadi awal untuk sebentuk kebahagiaan baru. Mungkin dengan memilih jalan berbeda, ada kebaikan dan kebahagiaan baru yang dapat diperoleh.

 Perpisahan Memang Menyakitkan, tapi Itu Lebih Baik daripada Saling Melukai

“The story of life is quicker than the wink of an eye, the story of love is hello and goodbye... until we meet again”― Jimi Hendrix

Kita semakin menyadari bahwa kendali kita terbatas dalam hidup ini. Termasuk kendali kita dalam menjalani sebuah hubungan. Tentu saja kita berharap setiap hubungan bisa terus harmonis dan langgeng, bahkan kalau bisa selamanya sampai maut memisahkan. Namun, kenyataannya tidak semua hubungan bisa dipertahankan. Ada hubungan yang pada akhirnya perlu disudahi supaya tidak saling melukai semakin dalam lagi. Daripada terus melukai dan menyakiti, perpisahan bisa diambil agar bisa saling membebaskan.

Berpisah Tak Selalu Berarti Saling Benci atau Mendendam

“Every meeting led to a parting, and so it would, as long as life was mortal. In every meeting there was some of the sorrow of parting, but in everything parting there was some of the joy of meeting as well.”― Cassandra Clare, Clockwork Princess

Hubungan yang diawali dengan cara baik-baik, ketika harus berpisah maka perlu dilakukan dengan baik-baik juga. Ada kenangan dan memori bersama yang terbentuk, biarlah itu jadi bagian dari hidup. Tak perlu saling benci, apalagi mendendam. Saling mendoakan saja dalam kebaikan.

Bagi yang harus berpisah, semoga ada kebahagian dan kebaikan baru yang bisa didapat. Tidaklah mudah ketika mengambil keputusan untuk berpisah, tapi jika pilihan itu harus diambil maka lakukan demi kebaikan bersama. 

 #salam dari RAKESH

Selasa, 01 Maret 2022

CINTA & HAKEKAT



 AFILIASI cinta adalah hubungan yang manusiawi. Seseorang berhak untuk mencintai lawan jenisnya, bahkan kepada seseorang yang sudah menikah pun itu boleh saja dengan batasan-batasan tertentu saja. Karena cinta itu natural tanpa kita sadari cinta itu tumbuh dengan tiba-tiba tanpa dugaan ataupun semacamnya. Tidak bisa di jelaskan secara terperinci mengapa rasa cinta itu timbul. Sehingga, bisa dikatakan cinta itu tidak rasional akan tetapi emosional.

Cinta tidak diakalkan, akan tetapi dirasakan. Dengan sifatnya yang natural tersebut, hakikat cinta dalam pandangan hukum maka tidak wajib, tidak sunah, tidak mubah, tidak makruh, maupun tidak haram, dan lebih condong ke bentuk kemaslahatan atau ke-mudharat-an. Tergantung si pelaku cinta.

Kecintaan terhadap seseorang yang terlalu berlebihan menimbulkan kebutaan secara dlohiriyah maupun batiniah yang menimbulkan penderitaan sepanjang benang tanpa masa. Cinta membuat kita tuli. Dan tuli itu adalah penderitaan bagi sang pencinta. Bahkan cinta membuat orang waras menjadi sinting, dan sinting membuat penderitaan bagi sang pencinta. Dan puncak penderitaan itu adalah kerinduan yang terus menalar ke sekujur tubuh tanpa ampun untuk memuja yang dicinta. Demi sebuah cinta, seseorang rela ditimbun berbagai macam reaksi respons terhadap jiwa yang menggebu-gebu tanpa rasa ampun. Sehingga apa pun permintaannya dengan usahanya yang heroik untuk mewujudkannya demi seseorang yang dicinta.

Saling memahami antar pasangan adalah sebuah kunci keharmonisan untuk mencapai tujuan utamanya. Yaitu sakinah mawaddah warohmah. Allah pun menegaskan dalam Alquran tentang hidup berpasangan. Baik manusia maupun hewan, yang keduanya sama-sama merupakan manifestasi atas kekuasaan-Nya di dunia. Sebagai bukti bahwa benar-benar Allah-lah Tuhan yang mempunyai otoritas kekuasaan di dunia maupun di akhirat.

Hidup berpasangan, yaitu saling mengisi apa kekurangan untuk saling melengkapi dengan tujuan agar mendapat keridaan sang Tuhan untuk mendapat kebahagiaan dan keharmonisan di dunia dan di akhirat. Adanya pasangan antara laki-laki dan perempuan sangat berdampak pada kehidupan selanjutnya sebagai generasi bangsa yang berkualitas untuk menunjukkan eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat di dunia untuk mencapai kemaslahtan.

Posisi cinta ada kalanya sebagai penyebab dari suatu akibat, atau menjadi akibat dari suatu penyebab. Apabila cinta timbul sebagai akibat maka hal tersebut bisa menjadi pendorong dan mampu untuk melakukan maupun tidak melakukan kegiatan yang lebih cenderung ke arah positif maupun negatif. Nah, di situ sebab itu sebagai proses yang mana kadang kala tanpa kita sadari dan kita ketahui oleh suatu perencanaan tanpa kepastian seperti halnya demikian cinta itu natural. Dan tiap-tiap perilaku yang bisa menimbulkan rasa cinta yang berimplikasi kepada hal positif harus dilakukan. Begitu juga dengan tiap-tiap perilaku yang bisa menimbulkan rasa cinta yang berimplikasi pada hal negatif harus dijauhi. Karena hal demikian yang menjadi prosesor ke depannya, apakah benar-benar saling menjaga komitmen ataupun saling mengingkari.

Cinta itu indah apabila kita benar-benar menemukan hakikat cinta yang sebenarnya dan tak lepas dari koridor ajaran syariat Islam itu sendiri sebagai orang muslim dan muslimah. Syariat Islam lebih cenderung ke arah larangan-larangan daripada perintah-perintah akan pembahasan cinta, dan sebagian dari aturan syariat itu bersifat preventif, dan sebagian bersifat kuratif. Pada dasarnya syariat hanya mengatur bagaimana hubungan sebuah percintaan tanpa bermuara dan memasuki jurang yang dimurkai oleh Allah.

Ada beberapa larangan dalam syariat mengenai bagaimana menggapai cinta yang utuh tanpa menodai keringnya iman. Yaitu berupa larangan melihat, larangan berduaan, larangan menyentuh, larangan bercampur baur. Syariat lebih mengatur pada larangan-larangan serta pencegahan tentang hubungan percintaan. Tanpa kita ketahui cinta itu hal yang krusial untuk diatur apalagi pada era modern saat ini yang dengan mudahnya menyatakan kata cinta tanpa mengetahui makna hakikat cinta yang sebenarnya. Sehingga dengan hal tersebut kita akan mudah terdorong ke arah negatif, yang bisa kita lihat saat ini maraknya kasus hamil sebelum nikah yang dilakukan remaja kini.

Lalu, bagaimana agar terhindar dari jurang kenistaan? Yaitu dengan pernikahan. Nikah adalah ikatan janji suci antara laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama sehidup semati. Ikatan janji pernikahan juga di sebutkan dalam Alquran, yaitu mitsqan galizan (perjanjian yang kuat) karena dengan pernikahan alam semesta menjadi saksi sahnya berdirinya cinta yang suci dan penuh harap keridaan dari Tuhan. Manajemen cinta tak lepas dari aturan syariat yang berisi tentang larangan dan pencegahan karena lebih cenderung ke arah negatif daripada positif. Sehingga untuk meraih cinta yang sebenarnya dan diridai tak semudah membalikkan telapak tangan. 

SALAM SAYANG DAN RINDU SELALU

"DF"